Rabu, 27 Juli 2016

PANCASILA, ANTARA TEORI DAN APLIKASI




            Nampaknya memang mudah sekali kita menghafal pancasila dari sila pertama hingga sila ke lima. Bagaimana tidak, kita di perkenalkan mulai sejak dini tentang pancasila. Masih ingatkah kita tentang empat pilar bangsa?  Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika yang kini sudah mulai terkikis di era globalisasi. Tidak hanya itu, para aparatur negara pun terkesan lupa tentang hal tersebut. Hingga akhirnya yang terjadi adalah korupsi makin merajalela di negara kita. Bicara tentang pancasila, kita memang hafal pada  lima sila, bahkan itu serasa hafal di luar kepala.
Jika kita ditanya sila pertama dan seterusnya kita mampu untuk menjawabnya, namun yang di inginkan apakah hanya sekedar hafal? Tentu tidak, yang jelas adalah kita mampu untuk bisa mengamalkan semua nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sudah seyogyanya selain hafal juga mampu menanamkan itu dalam diri di kehidupan sehari-hari, kita tahu makna dari masing-masing sila yang ada dalam pancasila.
Bagaimana kita berketuhanan yang Maha Esa dan bukan keuangan yang maha kuasa, berkemanusiaan yang adil dan tentu tidak biadab, bagaimana kita mampu bersatu dan tidak menjadikan perseturuan, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, bukan kerakyatan yang dipimpin oleh kepentingan dalam permusyawaratan persekongkolan, juga bukan kesenjangan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
            Dengan semakin terlupakannya nilai-nilai Pancasila, pada saat sekarang ini kita banyak menghadapai permasalahan-permasalahan bangsa, salah satunya korupsi. Banyak sekali perbedaan yang ada di negara kita, akan tetapi sekeras atau setajam apapun perbedaan yang terjadi jangan sampai mengoyak persatuan, namun saat sekarang ini, itu yang banyak terjadi. Dan itu harus disikapi dengan kearifan. Guru di kelas harusnya juga ikut berperan aktif pada peserta didik untuk bisa mengaplikasikan lima nilai pancasila. Minimal guru bisa memberikan contoh tindak tanduh atau adi luhung yang nantinya akan di gugu dan di tiru oleh peserta didik.
   Dengan memahami dan juga mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dalam kehidupan sehari-hari, maka kita semakin mencintai dan memahami tentang bangsa ini. Seandainya saja tidak memahami nilai-nilai kebangsaan, bisa saja nantinya bangsa ini bisa dijual.
Maka jika sudah terjual, berarti kita sudah tidak lagi mengormati jasa-jasa pahlawan terdahulu, serta sudah menjual sejarah bangsa. Betapa ironis jika melihat kehormatan bangsa ini direbut oleh bangsa lain, dan sudah saatnya kita pertahankan nilai serta sejarah bangsa.

Oleh : Muhammad Jamalludin (Kampoeng Pintar Mejobo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar